BREXIT- Keluarnya Inggris dari Uni Eropa |
Data yang diupdate terakhir pada pukul 07.01, Jumat (24/6/2016) waktu setempat mencatat, kubu yang ingin meninggalkan Uni Eropa menang dengan perolehan 51,9 persen. Sedangkan sisanya, kubu yang tetap bertahan di Uni Eropa sebanyak 48,1 persen. BBC pun mencatat angka yang sama, dengan perbandingan angka 17,410,742 memilih keluar Uni Eropa dan 16,141,241 bertahan. Meski hasil akhir belum resmi diumumkan, namun dampak referendum sudah terasa di berbagai belahan dunia. Pasar saham global ikutan anjlok dan memberi sentimen negatif ke pasar saham di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sebenarnya apasih Brexit itu dan mengapa Inggris memilih untuk keluar dari Uni Eropa ?
Apa itu Uni Eropa
Uni Eropa (disingkat UE) adalah organisasi antar-pemerintahan dan supra-nasional, yang beranggotakan negara-negara Eropa. Sejak 1 Juli 2013 telah memiliki 28 negara anggota. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal dengan Perjanjian Maastricht) pada 1992. Namun, banyak aspek dari UE timbul sebelum tanggal tersebut melalui organisasi sebelumnya, kembali ke tahun 1950-an.
Organisasi internasional ini bekerja melalui gabungan sistem supranasional dan antarpemerintahan. Di beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan melalui musyawarah dan mufakat di antara negara-negara anggota, dan di bidang-bidang lainnya lembaga-lembaga organ yang bersifat supranasional menjalankan tanggung jawabnya tanpa perlu persetujuan anggota-anggotanya. Lembaga organ penting di dalam UE adalah Komisi Eropa, Dewan Uni Eropa, Dewan Eropa, Mahkamah Eropa, dan Bank Sentral Eropa. Di samping itu, terdapat pula Parlemen Eropa yang anggota-anggotanya dipilih langsung oleh warga negara anggota.
Singkatnya seperti ini :
1. Britania Raya (Great Britain) merupakan : Inggris, Skotlandia dan Wales.
2. United Kingdom merupakan : Gabungan Britania Raya (Great Britain) dengan Irlandia Utara
3. Inggris merupakan sebuah negara, bukan UK (United Kingdom) dan juga bukan Britania Raya, namun Inggris merupakan negara penguasa UK dan Britania Raya.
Apasih BREXIT itu?
Istilah Brexit sebenarnya berasal dari kata Britain Exit. Istilah ini mirip seperti ketika Yunani/Greek keluar dari Uni Eropa, maka orang menyebut peristiwa itu dengan Grexit yang berasal dari kata Greek Exit. Nah sekarang, mengapa "Brexit" begitu banyak dibicarakan saat ini? Dan, apa sih sebenarnya Brexit itu?
Referendum 'Brexit' adalah pemungutan suara dari seluruh warga negara Inggris, Irlandia dan negara kesatuan UK lainnya, untuk memutuskan apakah Inggris harus keluar dari Uni Eropa atau tetap berada di Uni Eropa. Pada tahun 2015, Perdana Menteri David Cameron, berjanji jika dia terpilih dalam pemilu, maka ia akan menyelenggarakan referendum terkait apakah Inggris akan keluar atau tetap dalam Uni Eropa.
Alasan Inggris Keluar dari Uni Eropa
Argumen utama kelompok pro-Brexit adalah Inggris akan lebih baik jika bisa mengatur perekonomiannya sendiri dan kebijakan imigrasinya sendiri tanpa harus mengikuti rambu-rambu UE. Meskipun Inggris bergabung dengan UE, namun Inggris tidak pernah benar-benar merangkul kebijakan dan idealisme UE. Misalnya, Inggris tidak menjadi anggota Schengen Area yang membebaskan imigrasi dan tidak mengadopsi mata uang euro.
Boris Johnson, eks Wali Kota London, mengatakan bahwa kelemahan UE adalah menempatkan birokrasi yang tidak dipilih langsung untuk membuat kebijakan di Uni Eropa sehingga menyebabkan beberapa kebijakan yang tidak masuk akal dan merepotkan. Jika Inggris keluar dari Uni Eropa, maka banyak SDM yang berasal dari luar Inggris akan menggantung nasibnya, mereka tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Selain itu, Inggris sendiri juga akan mengalami "kerugian". Ekonom mengatakan bahwa, perusahaan di Inggris akan kerepotan untuk mencari posisi pengganti jika banyak SDM yang potensial dari luar Inggris yang dikeluarkan, dan hal itu akan berpengaruh pada perlambatan perekonomian. Tidak hanya kehilangan "talent" namun Inggris juga akan kerepotan jika banyak SDM di posisi "kecil" dikeluarkan secara massal. Konon, di Inggris, jarang sekali ada orang yang mau bekerja sebagai pelayan toko atau restoran. Posisi seperti itu diisi oleh warga Uni Eropa di luar Inggris.
0 Komentar:
Post a Comment